Monday, January 21, 2013

Ceritera kala senja

Sajak ini sepertinya memahami senja saat aku duduk di singgasanaku, hanya duduk & lalu aku berceritera melawan poros bumi yang saat itu basah kerna hilang akan terik-Nya.

& berlalu ketika,
Nyanyian tembakau (mulai) mengawang & larut dalam aromanya “si hitam (nan) pekat”

Aku bernyanyi lagu senja saat senja mulai kehiangan merahnya, & bersama para pejuang kala itu aku takdirkan hidupku diatas takdir mereka. Mereka yang tua, renta & usang tapi berbalut dengan arogannya keramahan.
Kelihatannya senja itu aku berduka, berduka kerna (hanya) terpaku pada busuknya bau tembakau yang dibakar diatas huruf-huruf mati & mulai gusar akan maknanya.

& Diantara “bingkai angka mati” mulai terlihat gumpalan asap yang keluar dari paru-paruku, semakin lama semakin berasap & semakin tebal.

(Te)tapi itu hanya beberapa (potongan) ceriteraku, bahwa masih panjang perjalanan yang akan kutuangkan dalam hitamnya ribuan lintingan biji kopi seperti yang telah kutuliskan dijidatmu & aku masih akan terus menikmati aroma-Mu sebelum aku KAU jemput.

*hijau(pun) terlihat kerna biru-Nya memudar.

Harmonisasi
kakak

No comments: